22 September 2014

Santri Menerima Zakat, Bolehkah?


Sebulan lebih, penulis meninggalkan kampung halaman, tapi masih ada catatan yang menghantui otaknya. Catatan yang berhubungan dengan pembagian zakat. 

Penulis merasa bersalah, karena ketika zakat dibagikan, dia menerimanya tanpa pertimbangan, apakah dia layak menerimanya ataukah tidak. Dan setelah kembali ke tempat penulis mencari ilmu, dia mencari keterangan-yang bersumber dari kitab kuning-tentang dirinya (penerima zakat dengan kategori santri). 

Ternyata, penulis bukan termasuk orang yang bisa menerima zakat. Walaupun dia santri, tetapi kebutuhanya sudah dicukupi oleh orang tuanya. Alasan sudah dicukupi orang tuanya inilah yang menjadikan penulis tidak boleh menerima zakat. Dan menjadi keharusanya, dia memberikan kepada orang yang lebih berhak menerimanya. 

Kesimpulan, santri boleh menerima zakat bila kebutuhanya belum tercukupi oleh-seumpama-kerabatnya. Keterangan ini, penulis mengambil dari kitab busyro al-karim juz 1 halaman 525-526:

 ﻭﻟﻮ اﺷﺘﻐﻞ ﻋﻦ اﻟﻜﺴﺐ ﺑﻔﺮﺽ ﻛﻔﺎﻳﺔ، ﻛﻌﻠﻢ ﺷﺮﻋﻲ، ﺃﻭ ﺁﻟﺔ ﻟﻪ، ﺃﻭ ﺻﻼﺓ ﺟﻨﺎﺯﺓ .. ﻓﻬﻮ ﻓﻘﻴﺮ، ﻓﻴﻌﻄﻰ ﺑﻪ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﺘﺴﺐ ﻣﻌﻪ ﻭﺃﻣﻜﻦ ﺗﺤﺼﻴﻠﻪ ﻟﻪ، ﺃﻭ ﺑﻨﻮاﻓﻞ ﻣﻦ ﺻﻼﺓ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻫﺎ .. ﻓﻼ؛ ﺇﺫ ﻧﻔﻌﻪ ﻏﻴﺮ ﻣﺘﻌﺪ. ﻧﻌﻢ؛ ﻟﻮ ﻧﺬﺭ ﺻﻮﻡ اﻟﺪﻫﺮ ﻭﻣﻨﻌﻪ ﺻﻮﻣﻪ ﻋﻦ اﻟﻜﺴﺐ .. ﺃﻋﻄﻲ؛ ﻟﻠﻀﺮﻭﺭﺓ...الى ان قال... ﻭاﻟﻤﻜﻔﻲ ﺑﻨﻔﻘﺔ ﻧﺤﻮ ﻗﺮﻳﺐ ﻏﻴﺮ ﻓﻘﻴﺮ. ﻧﻌﻢ؛ ﻟﻠﻤﻨﻔﻖ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﺃﻥ ﻳﻌﻄﻴﻪ ﺑﻐﻴﺮ اﻟﻔﻘﺮ ﻭاﻟﻤﺴﻜﻨﺔ ﻛﻐﺮﻡ، ﻭﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻜﻔﻪ -ﻧﺤﻮ ﻗﺮﻳﺒﻪ- اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ اﻟﺘﺎﻣﺔ .. ﺟﺎﺯ ﺃﻥ ﻳﻌﻄﻰ ﻣﻦ ﺳﻬﻢ اﻟﻔﻘﺮاء ﺃﻭ اﻟﻤﺴﺎﻛﻴﻦ ﺗﻤﺎﻣﻬﺎ، ﻭﻟﻮ ﻣﻤﻦ ﺗﻠﺰﻣﻪ ﻧﻔﻘﺘﻪ ﻭﺇﻥ ﺃﺛﻢ ﺑﺘﺮﻙ ﺗﻤﺎﻡ ﻛﻔﺎﻳﺘﻪ.

(Foto: Agung M/okezone)

Santri Menerima Zakat, Bolehkah? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Gubuk Lentera

0 komentar:

Post a Comment