Jakarta, NU Online
Dalam rangka menyemarakkan perayaan kurban di Hari Raya Idul
Adha 1437 H, PT Bintang Toedjoe menggandeng NU Care-LAZISNU (Lembaga Amil
Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama) dan LAZISMU (Lembaga Amil Zakat,
Infak, dan Sedekah Muhammadiyyah).
“Ya, jika sebelumnya (penyaluran kurbannya, Red.) hanya dilakukan
di NU atau Muhammadiyyah, maka untuk tahun ini kami gandeng sekaligus dua ormas
Islam terbesar ini,” terang Simon Jonatan, Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe
di acara Konferensi Pers I, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Rabu (24/08)
siang.
Simon menuturkan, kurban tahun ini pihaknya mengambil tema
“Ayo Kurban Bersama”. Sebab, menurutnya, untuk pertama kalinya ini penyaluran
kurban PT Bintang Toedjoe dilakukan secara bersamaan di NU dan di
Muhammadiyyah.
Sementara itu, Direktur Utama LAZISMU, Andar Nubowo
menyampaikan, sinergi kegiatan LAZISMU dan NU Care–LAZISNU tidak akan terhenti
di kurban bersama saja. “Sinergi-kolaborasi antara LAZISMU dan LAZISNU harus
terus diintensifkan, karena masih banyak PR mengenai ZIS (Zakat, Infak, dan
Sedekah), termasuk menggali potensi zakat Indonesia yang belum digarap secara
optimal,” tutur Andar.
Senada, Direktur NU Care–LAZISNU Syamsul Huda menyatakan
bahwa NU dan Muhammadiyyah harus sering bersinergi. “Ini (kurban bersama, Red.)
merupakan peristiwa besar dan langka. Saya harap NU dan Muhammadiyyah harus
terus bersinergi. Bahkan Ketum PBNU dan Ketum Muhammadiyyah harus ngopi
bareng,” kata Syamsul.
Islam Nusantara Berkemajuan
Ketua Umum Muhammadiyyah Prof Haedar Nashir pada kesempatan
itu menyampaikan bahwa kurban bersama antara NU dan Muhammadiyyah ini adalah
suatu peningkatan. “Jika pada tahun-tahun sebelumnya dua organisasi ini
sama-sama berkurban, maka di tahun 2016 ini Muhammadiyyah dan NU berkurban
bersama. Suatu peningkatan,” paparnya.
Ia berharap upaya PT Bintang Toedjoe untuk berkurban dapat
memotivasi perusahaan-perusahaan lain untuk juga berkurban. Tidak hanya mencari
keuntungan sebesar-besarnya, melainkan juga perlu memperhatikan keberkahannya.
“Semoga dengan adanya kurban bersama ini, semangat
kebersamaan tetap terjaga. Jika NU punya konsep Islam Nusantara, dan
Muhammadiyyah dengan Islam Berkemajuan-nya, maka jika bergerak bersama-sama
menjadi Islam Nusantara Berkemajuan,” paparnya, yang disambut tepuk tangan
meriah dari para hadirin.
Seusai dilaksanakannya Konferensi Pers I di Gedung Pusat
Dakwah Muhammadiyyah, sore harinya kembali dilangsungkan Konferensi Pers II di
Gedung PBNU, Lantai 8. Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj beserta Sekjen PBNU H
Helmy Faishal Zaini hadir dalam Konferensi Pers II tersebut. Kiai Said berharap
agar kerja sama NU dan Muhammadiyyah bisa ditingkatkan lagi.
“Tantangan kita semakin berat. Datang dari kanan-kiri.
Berbagai paham masuk ke Indonesia. Kalau bukan NU dan Muhammadiyyah, siapa lagi
yang mau ngawal Indonesia ini. Maka itu, kita harus menyatu lagi. Bukan hanya
soal sapi,” jelas Kiai Said. (Wahyu Noerhadi/Mahbib)
0 komentar:
Post a Comment