Brebes - Imam Besar Masjid Agung Brebes KH Rosyidi mengajak seluruh umat Islam untuk menjadikan Ramadhan sebagai ladang perbaikan karakter secara menyeluruh. Perbaikan karakter tersebut, bisa dicapai melalui tahapan-tahapan puasa dalam sebulan, yang tentunya harus diikuti dengan penuh semangat dan ikhlas karena Allah SWT.
“Puasa diharapkan bisa menjadi perbaikan karakter secara menyeluruh,” ujar Kiai Rosyidi ketika ditemui NU Online di kediamannya, jalan Kiai Kholid Barat Pasarbatang Brebes, Selasa (6/6).
Karakter itu bisa terwujud, bila manusia makin menyadari akan peningkatan persaudaraan di antara kita. Meliputi memperkuat ukuhwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah basariyah, sehingga persatuan dan kesatuan umat islam makin kuat.
Tindakan-tindakan kekerasan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam, justru kurang memberikan arti bagi perkembangan agama Islam, malah merugikan. “Bulan puasa kok melakukan terror, ini malah merugikan orang lain,” katanya.
Dalih jihad itu tidak betul, kalau mau jihad benar-benar berada di medan perang yang sesungguhnya. Bukan menjadi pecundang seperti yang dilakukan para teroris itu. Teroris cuma mengacaukan dan memperburuk serta merusak nama Islam. Kejadian terakhir di Inggris sangat mencoreng umat Islam karena dilakukan pada bulan suci Ramadhan.
Pun teror di Kampung Melayu, korbannya malah umat Islam, bahkan salah satu korbannya anak Brebes, anggota pelajar NU. “Bunuh diri dengan cara apa pun itu tidak dibenarkan dalam Islam, apalagi bunuh diri dengan membawa korban orang lain,” tegasnya.
Puasa Ramadhan, sambung Kiai Rosyidi, telah mendidik kita bersikap jujur, kepedulian sosial, saling ukhuwah, menegaskan diri sebagai pribadi yang saleh saleha dengan karakter yang hebat.
Ramadhan, menjadi perekat benang benang persatuan dan kesatuan umat. Keharmonisan di dalam keluarga bisa terbangun lewat saur dan buka puasa bersama. Ayah dan Ibu saling memperhatikan dan gendu-gendu rasa menyampaikan keluhan dan problematika masing-masing secara asyik. Jamaah shalat tarawih di mushola dan masjid mewujudkan arti sesungguhnya persatuan dan kesatuan umat.
Ada takjil yang disediakan oleh kaum aghnia, ada doa-doa yang dilantunkan para kaum dhuafa. Ada tadarus yang memperhalus perkataan dan ada juga siraman rohani dari pemuka-pemuka agama yang menentramkan hati. “Rajutan benang keikhlasan dan kebersamaan di bulan puasa, amat teramat kuat bagi kekokohan dan kejayaan bangsa Indonesia, termasuk perputaran roda ekonomi yang sangat dinamis,” tandas mantan kepala Kemenag Brebes itu.
Kiai Rosyidi menambahkan, untuk kegiatan Masjid Agung di bulan Ramadhan antara lain pembahasan Tafsir Qur’an oleh KH Jaerukhi setiap hari bakda ashar berikut bacaan tahfidz serta tadarus Al-Qur’an saat bakda isya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)
Sumber: NU Online
0 komentar:
Post a Comment